Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

puisi kematian

Assalamualaikum wr.wb
halo pengunjung pertama web saya. ini merupakan postingan saya yang pertama. maklum, baru nyoba-nyoba. karena sebuah penemuan besar berawal dari coba-coba, asalkan yang positif ya sahabat blogger.
oke, langsung aja ya yang mungkin lagi nyari puisi tentang kematian. ini ada salah satu karya saya. cekidot guys




Mati

Gemetar, merasuk ke jari-jari kakiku
Merambat perlahan, dan membunuh sisa-sisa kestabilanku
Putih, seketika buram dan berlalu
Dari 360 drajad derita, ini mengerikan
Tumbuh rentetan kalimah-kalimah penuh rayuan
Hanya satu yang samar dan pelan

Terasa pilu di tepi tulang-tulang segan
Jari-jari ini mulai kaku membeku
180 drajad sudah membeku
Gelombang itu sungguh mematikan
Sepertinya sungai merah sudah tak tahan lagi
Getaran kalimah samar nan pelan itu semakin jauh

Ku rasakan detik-detik  itu begitu lambat berputar
Tak dapat lagi ku hitung sisa putaran itu
Sepertinya pompa Tuhan sudah berhenti
Tinggallah ujung lidah yang mulai menderita
Agaknya aku lupa syair indah itu
Sulit sekali ku ingat syair yang samar itu

Panas, haus di batang tenggorok
Ku rasakan gatal dan berat di lidah ini
Ku lihat dua sosok aneh di kanan kiri ku
Seakan mereka menantikan cuit lidah kakuku
Ku dengar lagi syair samar itu dari titik-titik cahaya atas kanan ku
Dan celoteh jelas berhias musik keras favorit terus menggiring atas kiri ku

Nafas alam tak lagi mau menyatu
Mendekat pun tak sudi
Hingga pedas rasa ku sedak
Sungguh, perih sungguh
Gigi-gigi besi itu bak mengoyak sisa kuru
Tinggal layu nasehat guru

Diriku terombang-ambing tak menentu
Sementara dua sosok aneh itu masih berdiam diri menatap mulutku
Sementara lidahku masih kaku dan membeku
Tibalah getaran itu menyentuh bola-bola mataku
Dan tepat di ujung-ujung rambut, ku rasakan panas yang begitu hebat
Sekujur tubuh ini bak diklebet perlahan-lahan lapisan kulitnya

Ku rasa tulang-tulang ini mulai remuk
Ku rasa gatal, panas, memar di sekujur tubuh ini
Ku coba teriak, tapi leherku tercekik panas
Tak satupun huruf yang mampu menembus pita itu
Tak satupun dari syaraf-syaraf yang melekat mampu beranjak
Dan kini semua hitam, tak satupun ku rasakan, hanya gelap, sepi senyap





puisi ini saya selesaikan kepenulisannya pada hari jumat. ada hal mistis di dalam pembuatannya guys, tapi saya gak bisa ceritain di sini yah.
yang mungkin mau jalin pertemanan bisa follow ig saya (ghufron_elb) atau follow saya di facebook ya (Ghufron El-Barkah) 
oke, semoga bermanfaat puisinya buat sahabat blogger semua.
bagi link blog kalian yah, biar saya mampir kapan-kapan.
sekian dulu ya sahabat bloger

Wassalamualaikum wr.wb

Posting Komentar untuk "puisi kematian"